Tahun 1968 ada seorang pelari maraton bernama John Stephen Akwani. Ditengah-tengah pertandingan ia mengalami suatu kecelakaan patah kaki yang mungkin ia kira tidak pernah dapat untuk disembuhkan lagi. Namun ketika ia berhenti sejenak untuk membalut kakinya dengan perban, ia merenung dan kembali berlari.
Dia sampai hingga ke stadiun meski tidak seperti apa yang ia harapkan. Tepuk tangan dan sorak-sorai tidak ia dengarkan. Bangku penonton hampir semua kosong. namun ia tidak kecewa akan semua itu. Dengan langkah yang tergopoh-gopoh dan nafas yang terengah-engah ia melintasi garis finis.
Seorang panitia perlombaan berlari menujunya dan berkata "mengapa kamu tidak menyerah saat kakimu patah?". Dan John Stephen Akwani pun memberikan jawaban sederhana pada panitia tersebut, "negaraku mengirimku ke sini untuk berlari sejauh 5oo0 mil.maka aku harus berlari dan menyelesaikan 5000 mil tersebut".
Dia sampai hingga ke stadiun meski tidak seperti apa yang ia harapkan. Tepuk tangan dan sorak-sorai tidak ia dengarkan. Bangku penonton hampir semua kosong. namun ia tidak kecewa akan semua itu. Dengan langkah yang tergopoh-gopoh dan nafas yang terengah-engah ia melintasi garis finis.
Seorang panitia perlombaan berlari menujunya dan berkata "mengapa kamu tidak menyerah saat kakimu patah?". Dan John Stephen Akwani pun memberikan jawaban sederhana pada panitia tersebut, "negaraku mengirimku ke sini untuk berlari sejauh 5oo0 mil.maka aku harus berlari dan menyelesaikan 5000 mil tersebut".
Mungkin kita sering merasa kecewa dengan keadaan kita saat ini. Entah itu dengan keluargamu, sahabatmu dan mungkin dengan pacarmu. Namun ingatlah engkau tetap tegar menghadapi segala rintangan dan proses tersebut.
Dan saat engkau merasa tak mampu untuk berlari lagi sehingga engkau merasa harus menyeret kakimu menuju garis akhir. Tanamlah dalam benakmu "BERLARILAH 1 METER LAGI"
>>SELESAIKAN APA YANG TELAH ENGKAU MULAI<<
